CURUG WATUPLOSO
MIRIOMBO GIRIPURNO BOROBUDUR
Lokasi Curug WATUPLOSO berada di dusun Miriombo Kulon, Desa Giripurno,
Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah. Tepatnya terletak di bawah puntuk Sukmojoyo dan puntuk Mangkrong, diatas puntuk Setumbu, 9 Km dari Candi Borobudur. Mudah sekali ditemukan, karena terlihat dari
Sukmojoyo dan Mangkrong, bisa dijangkau oleh kendaraan roda 2 maupun roda 4, cukup 30 menit
dari Candi borobudur.
Curug WATUPLOSO
adalah curug wisata kelurga, dengan karakteristik curugnya yang alami dekat
dengan tempat parkir sehingga tak perlu jalan jauh dan melelahkan, apalagi
ketika sampai lokasi disuguhi hamparan batu yang luas dengan gemericik air
terjun menambah selera pingin mandi dibawah grojokan nan sejuk sambil berjemur
di atas batu halus bersih sehingga sangat nyaman untuk santai sambil tiduran. Namun
ketika hujan tiba jangan sekali-kali di bawah grojokan ini, air banjir cukup besar dan sangat ekstrim pengunjung harus
segera menepi bisa di gazebo-gazebo atau duduk-duduk diatas perahu naga sambil
melihat air terjun sambil selfi.
Ketika musim kemarau tiba air WATUPLOSO sangat kecil namun justru
keindahan hamparan batu yang nampak sangat
indah untuk diambil gambarnya, ataupun
buat mejeng. Karakter curug WATUPLOSO dengan 3 tingkat, pengunjung bisa menyusuri
curug yg ke 2 dengan menuruni tebing dengan berpegangan tali hanya yang berjiwa petualang dan bernyali besar yang bisa
menyusurinya namun tidak sia-sia karena keindahan alami yang didapatpengobat
jerih payahnya, begitu juga ke curug 3 yang paling bawah tentunya masih alami dan eksotik .
Rute jalan menuju curug WATUPLOSO dapat di tempuh dengan 2
jalan. Apabila naik sepeda motor dari Candi Borobudur – Desa Giritengah - jl sukmojoyo-Mangkrong turun 5 menit-sampai Watuploso . Apabila naik
mobil dari Candi Borobudur - desa ngadiharjo naik ke desa Giripurno – dusun Miriombo
kulon – sampai Watuploso.
Dari tempat
parkir pengunjung sebelum sampai lokasi
bisa melihat- lihat Kambing PE (Peranakan Etawa) siapa tau ada yang minatg dengan
postur tinggi besar badan berbulu putih kepala hitam telinga panjang tentunya sangat
cocok bagi kalangan penghobis penyayang binatang piaraan, Pengunjung bisa
membawa pulang kambaing tersebut asal sesuai harganya. Dari segi harga cukup
fantastik bisa mencapai puluhan juta rupiah.
JenisKambing
: Peranakan Etawa (PE)
Memasuki area curug dengan jalan kaki menyusuri jalan cor
blok yang cukup nyaman, ketika sampai lokasi terlihat sebuah patung keris yang menjulang
menancap di batu begitu gagah, apalagi
keris itu adalah salah satu warisan budaya leluhur nenek moyang kita tentunya
harus kita lestarikan .
Keris : Tirtowutah
Tidak jauh dari patung keris terlihat patung kursi berbentuk
dua telapak tangan menengadah, terkesan romantis buat selfi, dibawah batu besar
yang menjulang tinggi diatasnya.
Menurut mitos cerita rakyat dulu di bawah batu besar ini
pernah ada seseorang yang bersemedi atau bertapa. Selidik punya selidik orang
itu adalah orang dari tetangga desa. Seseorang tersebut berilmu tinggi jebolan dari
salah satu pondok terkenal namun konon ceritanya antara ilmu dan kemampun
otaknya tidak seimbang yang sering kita sebut kelebihan ilmu, sehingga orang tersebut berperilaku aneh sambil membawa
sebuah keris di tasnya dan selalu duduk dibawah batu itu, sempat warga desa
mencurigai gerak geriknya namun setelah diselidiki tidak menunjukkan hal-hal
yang mengkawatirkan sehingga warga desa membiarkan saja.
Memang kenyataannya di di bawah batu ini cukuplah nyaman
untuk duduk bersantai ria dan ketika turun hujan tidak akan basah karena
terlindungi batu besar diatasnya . Dengan latar belakang ini pihak pegembang
dibuatkan kursi telapak tangan dengan maksud biar lebih nyaman dan bukan untuk semedi atau bertapa, hanya
kepada Alloh lah kita berserah diri. Aminnn...
Menuruni tangga cor blok terlihat sebuah patung perahu naga
menjulur ke arang curug, nah disini pengunjung pasti akan tergoda untuk selfi
karena dari atas perahu ini terlihat air terjun dengan hamparan batu mulus yang
indah, begitu juga akan terlihat area curug WATUPLOSO nya.
Perau : SOLAEMAN BOAT
Dari prau Naga menuruni beberapa anak tangga dan sampailah di area batuplosonya, pengunjung bisa duduk-duduk sambil tiduran bahkan bisa mandi dibawah grojogan sambil bercengkerama dengan air yang dingin
WATUPLOSO : 1
Ketika pengunjung mau menyeberangan air curug ini bisa jalan menyeberangi air yg mengalir tetapi harus hati-hati karena batunya cukup licin, yang lebih aman pengunjung bisa lewat di sebalik grojogan yang tidak basah dengan kabut air yang menetes dari atas.
Dasar Curug Plosowatu
berupa Bebatuan
Gazebo : Tanggul Warih
Nah di gazebo inilah bagi pengunjung yang penasaran bisa menuju WATUPLOSO ke 2 maupun ke 3, tapi ingat medannya masih alami dan ekstrim hanya yang berjiwa petualanglah yang mampu mengarunginya dan ingat hati-hatilah karena keselamatan jiwa itu utamanya.
Tebing di WATUPLOSO : 3
Dasar Watuploso 3 yang sejuk
Secara Keseluruhan, panorama curug WATUPLOSO masih alami,
indah dan berbeda dengan curug-curug pada umumnya yang kami istilahkan curug 2 muka artinya ketika
musim hujan air terjunnya yang kita nikmati, tetapi ketika musim kemarau batu
plosonya yang kita nikmati bak taman bebatuan nan artistik. Suasana sekitar
masih berupa bukit-bukit, belum tereksplorasi karena mengingat bebatuan dan
tebing yang terjal yang alami. Tidak banyak komentar datanglah ke lokasi.
Dengan satu kali kunjungan wisata dapat menempuh beberapa tepat wisata yaitu :
Candi Borobudur – Rumah kamera – Puntuk Sukmojoyo – Puntuk mangkrong – Curug
WATUPLOSO – Puntuk setumbu – gereja Ayam .
Ini saja sekilas Curug WATUPLOSO Pihak Pengembang adalah putra
daerah yang berjiwa dan sadar akan wisata
(Pokdarwis ) kelompok sadar wisata yang
bekerja sama dengan wilayah setempat,